Festival Pulau Penyengat, Photo By : Dispar Tanjung Pinang |
Sabtu dan minggu lalu saya dan teman-teman dari Batam ikut meramaikan sebuah Festival yang diadakan di kota Tanjung Pinang, tepatnya di Pulau Penyengat yaitu Festival Pulau Penyengat. Festival yang rencananya akan menjadi agenda tahunan ini tentunya sangat sayang kalau dilewatkan, karena keberadaan pulau penyengat ini yang merupakan pulau sangat bersejarah bagi masyarakat melayu pada khususnya.
Pulau Penyengat merupakan pusat kerajaan melayu Riau - Lingga, di Pulau ini sendiri terdapat makam Raja Ali Haji yang termasyur dengan karya Gurindam Dua Belas nya dan juga merupakan penulis kitab pengetahuan bahasa yang selanjutnya dijadikan dasar bahasa indonesia.
Menurut cerita (sumber wikipedia indonesia) pulau ini awalnya dikenal oleh para pelaut sejak berabad-abad yang lalu kerena menjadi tempat persinggahan untuk mengambil air tawar yang cukup banyak tersedia di pulau ini. Dari cerita rakyat setempat nama pulau ini berasal dari nama hewan sebangsa serangga yang mempunyai sengat, alkisah ada para pelaut yang melanggar pantang larang ketika mengambil air bersih disini, maka mereka diserang oleh ratusan serangga berbisa, binatang ini yang kemudian disebut Penyengat dan akhirnya pulau ini dinamakan Pulau Penyengat. Sementara orang-orang Belanda saat itu menyebut pulau ini sebagai Pulau Mars, namun tidak ada catatan resmi juga tentang hal ini.
Untuk mencapai pulau penyengat sendiri tidaklah sulit, seperti hal nya kami dari Batam, karena begitu antusias ny kami walaupun pada saat itu Batam di landa hujan yang sangat deras namun tidak menyurutkan niat kami yang telah jauh jauh hari ingin menghadiri festival ini. Cukup dengan membayar tiket kapal fery Rp. 56.000,- saja untuk sekali jalan menuju kota Tanjung Pinang yang merupakan gerbang masuk menuju pulau penyengat. Setibanya di Tanjung Pinang yang dapat ditempuh hanya satu jam saja kita kemudian melanjutkan perjalanan menuju pulau penyengat yang berada tidak jauh dari pelabuhan Tanjung Pinang. Dengan membayar tiket kapal pompong sebesar Rp. 7.000,- dengan waktu tempuh hanya 10 menit saja tibalah kita di Pulau Penyengat, pulau yang sangat melegenda ditanah melayu ini.
Menurut cerita (sumber wikipedia indonesia) pulau ini awalnya dikenal oleh para pelaut sejak berabad-abad yang lalu kerena menjadi tempat persinggahan untuk mengambil air tawar yang cukup banyak tersedia di pulau ini. Dari cerita rakyat setempat nama pulau ini berasal dari nama hewan sebangsa serangga yang mempunyai sengat, alkisah ada para pelaut yang melanggar pantang larang ketika mengambil air bersih disini, maka mereka diserang oleh ratusan serangga berbisa, binatang ini yang kemudian disebut Penyengat dan akhirnya pulau ini dinamakan Pulau Penyengat. Sementara orang-orang Belanda saat itu menyebut pulau ini sebagai Pulau Mars, namun tidak ada catatan resmi juga tentang hal ini.
Untuk mencapai pulau penyengat sendiri tidaklah sulit, seperti hal nya kami dari Batam, karena begitu antusias ny kami walaupun pada saat itu Batam di landa hujan yang sangat deras namun tidak menyurutkan niat kami yang telah jauh jauh hari ingin menghadiri festival ini. Cukup dengan membayar tiket kapal fery Rp. 56.000,- saja untuk sekali jalan menuju kota Tanjung Pinang yang merupakan gerbang masuk menuju pulau penyengat. Setibanya di Tanjung Pinang yang dapat ditempuh hanya satu jam saja kita kemudian melanjutkan perjalanan menuju pulau penyengat yang berada tidak jauh dari pelabuhan Tanjung Pinang. Dengan membayar tiket kapal pompong sebesar Rp. 7.000,- dengan waktu tempuh hanya 10 menit saja tibalah kita di Pulau Penyengat, pulau yang sangat melegenda ditanah melayu ini.
Pompong Yang Berhias, sekaligus mengikuti perlombaan pompong hias |
Spanduk Festival Pulau Penyengat di Pelabuhan Pulau Penyengat |
Sesuai dengan temanya #PenyengatMenyapaDunia, acara ini sendiri turut diikuti dan dihadiri oleh perwakilan beberapa negara sahabat, sebut saja Malaysia, Singapore, dan Brunei. Mereka tidak hanya sekedar datang menghadiri namun juga mengirimkan putra putri terbaik mereka untuk turut serta dalam berbagai macam perlombaan tersebut.
Rundown Acara Festival Pulau Penyengat |
Mesjid Bersejarah Pulau Penyengat |
Pengunjung Membludak di Pulau Penyengat |
Papan Petunjuk di Pulau Penyengat |
Terdapat beberapa papan petunjuk yang terletak di tiap sudut dan persimpangan jalan sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk menelusuri tiap sudut pulau ini.
Seorang Pengunjung Tampak Asyik Membaca Sejarah Pulau Penyengat |
Menyicipi Hasil Lomba Kuliner |
Berbagai Pernak Pernik Buatan Tangan Di Jual Oleh Pengrajin |
Ajang ini juga berdampak pada masyarakat sekitarnya terutama pada pengrajin karya seni, karena mereka berkesempatan memamerkan dan menjual hasil karya seni olahan tangan mereka disini.
Suasana Lomba Kuliner |
Kue Kasida - Salah satu makanan tradisional khas melayu |
Lomba Perahu Layar - Photo By www.dananwahyu.com |
Lomba Perahu layar diikuti oleh peserta yang datang tidak hanya dari daerah pulau penyengat dan sekitarnya, namun juga dihadiri oleh perwakilan dari masyarakat pesisir dari provinsi lainnya, bahkan ada juga perwakilan dari negara sahabat yaitu malaysia.
Lomba Ngambat Itik - Photo By www.dananwahyu.com |
Lomba Ngambat Itik adalah salah satu perlombaan yang unik menurut saya, beberapa itik akan di lepas di perairan, lalu peserta lomba akan berlomba lomba mengambatnya atau menangkapnya, yang pasti unik dan lucu karena pastinya itiknya akan lari tunggang langgang tidak mau ditangkap, karena berada di dalam air peserta yang handal berenang tentunya berpeluang lebih besar untuk menang.
Lomba Pukul Bantal - Photo By www.dananwahyu.com |
Nah kalo perlombaan satu ini, yaitu Lomba Pukul Bantal biasanya sering diadakan saaat perayaan Hari Kemerdekaan. Dua orang akan duduk diatas sebuah batang kayu diatas air lalu mereka akan saling beradu dengan menggunakan bantal guling, siapa yang bertahan tentu sebagai pemenangnya.
Lomba Gasing, Photo By www.dananwahyu.com |
Tampak Layangan Raksasa Berlatar Layangan Warna Warni Berjejer di Loma Layang - Layang |
Nah lomba yang satu ini juga menarik banyak perhatian warga dan para photografer untuk mengabadikan moment layangan yang meliuk liuk diudara tertiup angin. Loma Layang - Layang tidak hanya diikuti oleh masyarakat sekitar saja, namun juga diikuti oleh perwakilan dari provinsi provinsi lainnya.
Nah kalo yang satu ini ibarat musim semi di Pulau Penyengat, untuk lokasinya temukan sendiri ya guys di Pulau Penyengat.
Bernarsis Ria - Location : Temukan Sendiri Di Pulau Penyengat |
Agenda Festival Pulau Penyengat ini sendiri direncakan akan menjadi agenda tahunan Kementerian Pariwisata bersama Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau dan Kota Tanjung Pinang. Dengan menjadi agenda tahunan tentunya dapat membantu melestarikan budaya melayu yang terasa begitu kental di pulau penyengat ini, disamping itu tentu dapat membangkitkan wawasan wisata dan kecintaan akan budaya kita.