Perjalanan Lintas Sumatera Batam- Tanjung Balai Karimun - Riau - Sumatera Barat, Dengan Sepeda Motor - livejournalofasad.com

Wednesday, February 03, 2016

Perjalanan Lintas Sumatera Batam- Tanjung Balai Karimun - Riau - Sumatera Barat, Dengan Sepeda Motor

Kali ini saya dan seorang teman melakukan perjalanan atau touring dengan membawa sepeda motor dengan rute dan waktu yang sedikit memaksa dari Tanjung Balai Karimun (TBK) menuju Pekanbaru lalu Sumatera Barat.  Karena saya bermukim di kota Batam sedangkan motor milik teman saya ada TBK, artinya saya harus menuju ke TBK terlebih dahulu, dengan membeli tiket kapal ferry seharga Rp. 95.000 sekali jalan menuju TBK,  sebenarnya membeli tiket Pulang Pergi akan lebih murah sekitar Rp. 140.00 saja,  namun dikarenakan jam kepulangan saya ke batam belum pasti dan terdapat beberapa pilihan kapal ferry, maka saya memutuskan membeli tiket sekali jalan saja. 

Saya menaiki ferry pukul 17.00 WIB namun sepertinya ferry terlambat berangkat baru sekitar pukul 17.30 WIB kapal berangkat,  normalnya untuk menuju karimun hanya memerlukan waktu sekitar satu jam saja namun entah mengapa hari ini ferry terasa berjalan begitu lambat dan benar saja tepat pukul 19.00 WIB fery baru berlabuh di pelabuhan karimun,  perasaan was was dan cemas tentu menyelimuti kami dikarenakan kami harus mengejar kapal roro (roll on-roll off.red) yang dijadwalkan berangkat pukul 20.00 WIB menuju ke pelabuhan mengkapan di Tanjung Buton di daratan Provinsi Riau. 



Dengan sedikit terburu buru kami menuju rumah teman saya mengambil motor lalu tancap gas menuju pelabuhan, Alhamdulillah kapal masih siaga dan dalam proses bongkar muat. Sebelum membeli tiket kita di wajibkan mengurus surat jalan dari kepolisian, tapi jangan kawatir karena di samping loket penjualan tiket terdapat loket untuk mengurus surat jalan kendaraan dari kepolisian, syaratnya cukup menunjukan KTP dan STNK asli, tujuan dari pembuatan surat jalan ini tentu saja untuk memastikan bahwa kendaraan yang kita bawa itu jelas pemilik dan asal usulnya untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, untuk mengurus surat jalan ini tidak dikenakan biaya alias gratis. Setelah surat jalan selesai lalu kami membeli tiket kapal seharga Rp. 58.000 untuk penumpang dan Rp. 154.000 untuk kendaraan jenis 1 yaitu sepeda motor. Pukul 21.00 barulah kapal meninggalkan pelabuhan, terlambat satu jam dari jadwalnya. 


Kapal Barang dan Penumpang Ro Ro
Ini penampakan ruangan penumpang pada umumnya atau kelas ekonomi, oh ya motor terparkir di bawah ini ruangan berada di lantai 2 kapal. Fasilitas ruangan seadanya saja dengan kursi kursi berjejer dari plastik yang pastinya tidak empuk, namun jangan kawatir bagi anda yang ingin kursi yang lebih baik dan empuk dan ber AC ada ruangan kelas eksekutif di bagian depan kapal, cukup hanya dengan membayar Rp. 20.000 untuk dewasa dan Rp. 5000 untuk anak-anak kita dapat menikmati fasilitas ini. Pukul 09.30 pagi keesokan harinya kapal tiba dan sandar di pelabuhan mengkapan Tg. Buton, artinya memakan waktu sekitar 12 jam 30 menitan.


Pelabuhan Mengkapan - Tanjung Buton - Riau

Perjalanan menggunakan motor pun di mulai, dengan bermodalkan peta dan GPS by Google Maps di Hp kami tancap gas. Tujuan pertama kami yaitu Pekanbaru, karena teman saya sekaligus ada keperluan di Kota Pekanbaru, untuk mencapai Pekanbaru kami akan melewati Kabupaten Siak yang terkenal dengan dua hal yakni salah satu daerah penghasil minyak di Provinsi Riau yang merupakan Provinsi penghasil minyak terbesar di Indonesia dan daerah yang memiliki sungai siak yang merupakan sungai terdalam di tanah air. Jalanan di menit menit pertama yang kami lalui sedikit 

membuat kami shock karena jalanan nya jelek dan rusak sehingga membuat kami terpaksa menurunkan laju kendaraan kami, itu artinya waktu tempuh yang ditunjukkan di Google Maps bakalan tidak sesuai hiks. Jalanan yang kami lalui pertama dinamakan Pipe Line Road, terang saja karena sepanjang perjalanan terdapat saluran pipa-pipa minyak.

Pipe Lines Road
Selang beberapa kilo meter kemudian akhirnya kami menemukan jalanan yang mulus dan tampak lenggang oleh kendaraan lalu kami disuguhkan pemandangan nan indah kebun sawit yang terhampar luas dan asri.

Perusahaan Pertambangan Minyak Di Siak dan Api Abadinya
Sekitar pukul 12.30 kami tiba di Kota Pekanbaru itu artinya kami memakan waktu sekitar 3 jam an sedikit meleset dari perkiraan di Google Maps, namun goole maps kan asumsinya menggunakan mobil sedangkan kami menggunakan motor hehe. Kami istirahat sejenak sembari teman saya menyelesaikan urusannya di sini.

Kota Pekanbaru Yang Lagi Mendung
Pukul 14.00 WIB kami melanjutkan perjalanan kembali, tujuan kami adalah Kota Bukittinggi di Sumatera Barat, langsung set Google Maps, dengan jarak tempuh sekitar 216 KM. Perjalanan menuju Bukittinggi menurut peta maka kami akan melewati beberapa kabupaten dan kota yang berada diwilayah Provinsi Riau dan Sumater Barat, diantaranya Kampar, Bangkinang, Lima Puluh Kota dan Payakumbuh. Perjalanan tampak sepi saat kam melewati jalanan yang jarang terdapat rumah penduduk maupun toko toko yang berjejer di pinggir jalan, namun akan sedikit ramai dan macet saat kami melewati daerah yang mana terdapat banyak rumah penduduk ditepi tepi jalan, serta toko toko yang berjejer. 

Welcome to Bangkinang
Perjalanan kami tampak begitu lancar kami terus berpacu denga laju kendaraan kami hanya sekali atau dua kali kami berhenti saat bertemu pom bensin untuk mengisi bahan bakar kami maupun istirahat sejenak lima atau sepuluh menit demi melepas lelah punggung dan pantat yang terasa kaku. Setelah melewati Kabupaten Bangkinang yang termasuk ramai penduduk akhirnya tantangan sedikit menghadang kami, jalanan tampak terus menanjak dan berkelok kelok sepertinya kami menuju puncak dan ketinggian, wah ternyata perjuangan menerobos jalan yang berkelok kelok tersebut membuahkan hasil, tepat pukul 18.00 wib atau jam 6 sore kami tiba di jalan atau jembatan yang sangat terkenal bahkan dijadikan objek wisata yaitu Kelok Sembilan yang terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota. Kelok Sembilan atau Kelok 9 merupakan jalan penghubung lintas tengah sumatera dan pantai timur sumatera, jalan ini mempunyai kelok dan tikungan yang tajam yang mempunyai lebar kurang lebih 5 meter saja.


Kelok Sembilan - Negeri Lima Puluh Kota
Setelah berhenti sejenak menikmati keindahan jembatan kelok sembilan kami melanjutkan perjalanan, hari tampak sudah mulai gelap kami terus berpacu dengan laju kendaraan kami, hanya sekali berhenti untuk menunaikan sholat magrib. Dalam gemerlap malam kami menembus keramaian Kota Payakumbuh yang malam itu terasa sangat dingin menusuk ke tiap pori-pori kami, mungkin juga tidak hanya karena cuaca yang memang tampak mendung, tapi karena badan ini juga terasa sangat lelah sepertinya sudah menempuh jarak ratusan kilometer. Pukul 20.30 WIB akhirnya kami tida juga di pusat Kota Bukittinggi, lalu kami berkeliling mencari penginapan demi melepas lelah dan terpaan udara dingin Kota Bukittinggi ini.

Kota Bukittinggi


Bukittinggi pernah menjadi saksi bisu sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, dimana kota ini pernah menjadi ibu kota pemerintahan darurat Republik Indonesia dikala Jogjakarta dikuasai oleh Belanda pada tahun 1948 hingga 1949.


Salah Satu Saksi Bisu Perjuangan Bangsa Indonesia - Istana Bung Hatta sang Proklamator

Lobang Jepang - Saksi Sejarah Bangsa Indonesia

Pagi itu udara di kota Bukittinggi terasa begitu menusuk, terang saja sesaat saya melihat accu weather di gadget saya menunjukkan suhu 21 derajat celcius, sedangkan biasa di Kota Batam tempat saya bermukim suhu diantara 30 - 32 derajat celcius. Dengan semangat membara udara dingin kami tembus, tujuan kami selanjutnya yaitu Kota Padang, dengan jarak tempuh sekitar 94 KM. 

Untuk mencapai Kota Padang kami akan melewati sebuah kota yang boleh dikatakan kota terkecil yang ada di Sumatera Barat yaitu Kota Padang Panjang, kota ini berada di kawasan pegunungan yang tentunya berhawa sejuk. Sepanjang perjalanan dari Bukittinggi menuju Padang Panjang kami disuguhi suasana pedesaan yang begitu hijau nan asri, tampak tanaman padi yang begitu hijau di pinggiran jalan sepi beraspal dengan latar belakang pegunungan yang tampak berkabut pagi itu. Terlihat hanya beberapa rumah penduduk yang berdiri kokoh pinggiran jalan yang kami lalui.




Pedesaan Di Pinggiran Bukittinggi menuju Padang Panjang

Suasana Jalanan  Trans Sumatera yang menghubungkan Bukittingi - Padang Panjang dan Kota Padang Tampak Lenggang
Setelah melewati Padang Panjang lalu tibalah kami di salah satu cagar alam dan wisata yang begitu memukai yaitu Air Terjun Lembah Anai atau orang sini biasa menyebutnya" Aia Mancua Lembah Anai". Untuk mencapai air terjun ini juga sangat mudah karena berada tepat di tepi jalan menuju Kota Padang yaitu Jalan Raya Trans Sumatera jalan yang kami lalui.

Air Terjun Lembah Anai - Narsis Doeluuuu
Setelah menikmati dinginnya air terjun Lembah Anai kami melanjutkan perjalanan kembali, dan tidak lama kemudian tibalah kami di Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat, yaitu Kota Padang. Suasana kota siang itu tampak lenggang namun udara panas terasa menyengat sekali. Kami pun beristirahat melepas penat dan lelah di Kota ini.

Lembah Anai

Masjid Raya Sumatera Barat di Kota Padang
Aliran Sungai Besar di Pinggiran Kota Padang
Selanjutnya tujuan kami adalah sebuah danau yang merupakan danau terluas ke dua di pulau sumatera yaitu Danau Singkarak. Untuk mencapai danau ini dari kota Padang harus menempuh jarak sekitar 78 kilometer dan akan melewati Kabupaten Solok.


Suasana Pedesaan di Kabupaten Solok yang terkenal dengan sebutan Bareh Solok karena hasil padi nya yang melimpah

Setelah melewati Kabupaten Solok tidak lama kemudian bertemulah kita dengan Danau Singkarak. Yang mana menurut sumber Wikipedia Indonesia danau ini berada di ketinggian 365, 5 meter diatas permukaan laut (mdpl) dan memunyai luas permukaan air hingga 11.200 kilometer dan mempunyai kedalaman mencapai 268 meter, wow


Danau Singkarak

Danau Singkarak seperti lautan cermin
Oh ya danau ini juga selalu dijadikan tempat kejuaraan balap sepeda yang menjadi agenda tahunan dari Persatuan Balap Sepeda Internasional yang biasa dikenal dengan  - 
Tour de Singkarak. 

Setelah puas menikmati keindahan danau kami melanjutkan perjalanan kembali membelah Kabupaten Tanah Datar dan melalui Kota Batu Sangkar menuju Payakumbuh kembali.

Perbukitan Di Kabupaten Tanah Datar - Batu Sangkar

Hi, pemandangan yang tidak selalu bisa saya saksikan

Sang Xeon dan Penunggangnya Yang Telah Menempuh Jarak Lebih dari 1000 KM - Lokasi : Kabupaten Tanah Datar - 
Hari sudah menjelang magrib saat kami tiba di Payakumbuh, segera kami mencari penginapan untuk bermalam dan beristirahat setelah lelah seharian berkendara tentunya.

Hotel Mangkuto - Payakumbuh - Sumatera Barat
Hiiiiii, malam itu kami menginap di Hotel Mangkuto yang terletak sedikit di pinggiran kota Payakumbuh, dari luar terlihat seperti rumah pribadi nan luas namun tampak sedikit kurang terawat, namun mempunyai fasilitas yang memadai di dalamnya, serta mempunyai pemandangan yang indah di balik ini hotel.

Di Balik Hotel Mangkuto

Dibelakang hotel terdapat sebuah kolam ikan yang luas dan berdiri rumah makan milik hotel dengan pemandangan alam sawah yang di kelilingi pegunungan.


Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan pulang melalui Pelabuhan Mengkapan, Tanjung Buton, namun tidak ada pilihan lain kami harus melalui jalur yang sama yaitu Menembus udara pagi yang dingin di kota Payakumbuh , lalu melewati kelok sembilan yang termasyur menuju Kampar dan Bangkinang, bertemu dengan Kota Pekanbaru yang terik dan akhirnya tiba kembali di Pelabuhan Mengkapan, Tanjung Buton untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Tanjung Balai Karimun dengan menumpang kapal Ro Ro pada pukul 20.00 WIB dijadwalkan pada malam harinya.



Catatan : Untuk jadwal kapal Ro Ro dari Tanjung Balai Karimun Menuju Pelabuhan Mengkapan di Tanjung Buton adanya setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat pada pukul 20.00 WIB. Sedangkan untuk jadwal dari Pelabuhan Mengkapan, Tanjung Buton menuju Tanjung Balai Karimun adanya setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu pada pukul 20.00 WIB.
FYI : Kami Berangkat dari Tanjung Balai Karimun Rabu dan Kembali Sabtu

70 comments:

  1. wow amazing...dengan motor kecil pun bisa menempuh perjalanan jauh....berapa hari waktu tempuh pulang perginya bang ? pertualangan seperti ini ni yang membakar semangat!

    ReplyDelete
  2. hehehe, iyah mba Sarah, pokoknya seru banget deh bisa merasakan sensasi keliling jalan lintas sumatera dengan motor biasa. kemarin cuma menghabiskan waktu 4 hari saja mba hehe, sedikit maksa dan mengejar waktu sih dengan jarak tempuh pulang pergi lebih dari 1000 km....

    ReplyDelete
  3. biayanya lumayan ya Sad
    BTW kalo aku naik motor jauh-jauh ga tahan bagian belakang nya, pegeeell :">

    ReplyDelete
  4. Aaaaaaahhh, pengen banget kesana lagi, keren ih, perjalanan jauh ditempuh dgn motor, envy jadinya..

    ReplyDelete
  5. Ahahahahah, lumayan tempos pantat kak rina, capek n pegel pastinya eheheh, tp seru sih bisa explore.... Yukkk eka handa kapan kita main lagi ke sumbar, kerennn euyy disana

    ReplyDelete
  6. Sungguh perjalanan yang melelahkan dan menyita pikiran ya Mas..hee

    ReplyDelete
  7. Wah iyah lelah dan capek pastinya mas Syahransyah, tp terbayar sih merasa puas dan asyik mas hehehe, Trims sudah mampir

    ReplyDelete
  8. Waaah...pake mobil dr pku ke pdg aja pegeel...ni pake motor...saluuut

    ReplyDelete
  9. Hahaha, makasih kak ruziana, capek pastinya tapi terbayar sama hasilnya hehe...

    ReplyDelete
  10. Hahaha, trimsss @Ahmad, ia sayang dirimu gk lg dikampung mad, kalo gk kan sayee bisa diajak keliling tuh hehe

    ReplyDelete
  11. Wow! Keren! Ke Bukit Tinggi pula, pengen ke sana, tapi blm kesampean juga :D

    ReplyDelete
  12. Wuaaah, aku juga pingi bawa motor ke sana :D

    ReplyDelete
  13. Seruuuu banget perjalanannya, jadi ikut merasakan saat membaca tulisan di atas. Gambar pengemudi motor yang membawa monyet pemetik kelapa beneran pemandangan yang nggak bisa dilihat. ^^

    ReplyDelete
  14. @Cumilebay, wah taon 2004 an mas, kayaknya malah masi asri waktu itu ya hehe

    ReplyDelete
  15. @Halim, hahaha ia mas seru banget emang perjalanannya hehe, ia tuh sy juga masi tersenyum senyum kalau inget moment itu mas monyetnya di bonceng hehe

    ReplyDelete
  16. hai @Lians Atvia, sip sama2 gan...wah2 semoga sukses perjalanannya nanti gan...Selamat Idul Fitri gan,, eh tp blom yak masih bulan puasa hehe

    ReplyDelete
  17. Selamat pagi. Kalau boleh tau kemarin bawa motor dari tanjung buton ke tanjung balai karimun berapaan ongkosnya ya?

    ReplyDelete
  18. Dear @Muhammad Refal, ongkosnya Rp. 58.000 untuk penumpang dan Rp. 154.000 untuk sepeda motor mas

    ReplyDelete
  19. Dari penjelasan diatas kita dpt data sbb:
    Batan ke TBK: tarif 95rb, waktu 1 jam.
    TBK ke Mengkapan: tarif 58rb, waktu 12 jam.
    Biasanya tarif sebanding dg jarak dan waktu.
    Tp ini pelayaran dg waktu 1 jam lbh mahal dr pd pelayaran 12 jam.
    Bisa tolong dijelaskan mengapa demikian?
    Tks.

    ReplyDelete
  20. Dear Pak @Bareto Yups bener sekali pak, nah penjelasannya sebenarnya jarak antara Batam ke TBK cukup jauh tapi karena menggunakan kapal jenis ferry yang cepat sehingga butuh waktu singkat namun harga juga jadi lebih mahal tentunya. Nah untuk yang dari TBK ke Mengkapan menggunakan kapal jenis Ro Ro kapal besar yang lebih dipergunakan untuk mengangkut kendaraan2 seperti mobil dan motor, namun kapal ini berjalan perlahan sehingga mencapai mengkapan butuh waktu 12 jam an, selain itu kapal ini juga milik ASDP sehingga harga lebih merakyat tentunya hehe, sekian penjelasannya pak

    ReplyDelete
  21. Saya saat ini tinggal di tanjungpinang,,,asli padang,,,kayaknya seru kalau berangkat dari Tanjungpinang ke padang. kalau lihat di website ASDP berikut jadwal kapalnya http://www.indonesiaferry.co.id/id/jadwalkapal/detail/4. Tapi saya tidak tahu jalan dari tanjung buton ke Padang. Apakah ada daerah rawan kriminal selama perjalanan?

    ReplyDelete
  22. wah pasti seru itu mas @Farhan, harus dicoba hehe. wah tenang saja mas sepanjang perjalanan dari Buton menuju Pekanbaru hingga Padang melewati keramaian koq mas, paling hanya sesekali melewati perkebunan sawit, selebihnya jika tidak bisa menggunakan GPS bisa bertanya kepada warga sekitar koq mas, atau mengikuti papan petunjuk arah disetiap persimpangan.

    ReplyDelete
  23. Makasih penjelasannya Asad. Masuk akal. Memang kapal cepat tarif per km-nya lbh mahal.
    Btw, apa kita bisa bawa sepeda kedlm kapal cepat?
    Bgm pula dengan tarifnya?

    ReplyDelete
  24. Sippp sama2 mas @Bareto, sepeda bisa mas masuk kapal cepat soalnya besarnya sama aja dengan bagasi seperti jenis tas dan koper gitu bisa diangkat2, kalo tarif dari mana kemana ini mas

    ReplyDelete
  25. mas Jefri, kalo dari batam harus ke Tanjung Balai Karimun dulu mas, soalnya kapal roro yang ke Buton cuma ada dari Tanjung Balai Karimun, nah untuk ke Karimun juga ada kapal roro dari batam mas

    ReplyDelete
  26. Keren pak tulisannya, terima kasih juga buat infonya

    ReplyDelete
  27. salut Mas, bisa dipakai acuan sama netter yang laen (jempol!)

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Pak Yunias, siapp pak terima kasih banyak sudah mampir sini hehe, semoga bermanfaat

      Delete
  28. @Rafi Maizar kalo dari Batam harus pastikan dulu jadwal kapal roro ke karimunnya dan jadwal kapal roro ke Buton, karena jika tidak sinkron ya berarti harus nginep di Karimun. Kalau jadwal kapal roro dari karimun ke buton ada di tulisan saya di atas infonya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi kita beli tiket 2 kali ya gan..? Batam - Karimun & Karimun - Buton

      Delete
    2. @Ival Aprilia Yoi bener gan, beli tiket dua kali, dari batam ke karimun dulu nanti baru beli tiket lagi karimun ke buton, setelah sampai buton tinggal perjalanan darat semua

      Delete
    3. Nice info gan.. Thread yg sangat membantu buat para Travelers maupun calon Perantau seperti saya...

      Delete
  29. Mas @Dedi Cop lumayan berkelok kelok mas dan kalo jalan siang hari lumayan rame jd tidak bisa ngebut apalagi buton ke padang akan melewati pekanbaru, bangkinang dan lain lain, melewati pemukiman pendududuk yang lumayan ramai. Tp intinya jalanan relatif aman karena ramai tadi

    ReplyDelete
  30. @Ival Aprilia, siap sama sama gan, senang bisa saling berbagi

    ReplyDelete
  31. O gt ya mas, kalo kita mau cek tarif nya bisa online gk mas? Ada situsnya mas?
    Maklum mas saya baru d batam
    Makasi ya mas pencerahannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Amri Ragil, hehe untuk up to date harga sepertinya langsung ke pelabuhannya saja mas lebih puas dan pasti juga kan

      Delete
  32. Wah seru juga tuh, klw saya bawa motor FTZ dari Batam bisa gak bang, terus gmn cara ngurusnya.....klw bisa saya mw Ke pekan baru bang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa mas, langsung ke pelabuhan punggur saja mas untuk lebih jelas dan pastinya

      Delete
  33. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  34. mas tolong update mas perjalanan dari button ke batam, apa bisa ? trus prosedurnya susah apa enggak mas?

    ReplyDelete
  35. bang, boleh minta kontaknya? mau nanya2 tentang perjalanan darat dari riau ke batam

    ReplyDelete
  36. Bg, kalau dr TBK ke Batam brp lama waktu ditempuh pakai motor. Trus biaya sekali nyeberangnya btp ya. Tq

    ReplyDelete
  37. Perjalanan nya keren bang, saya juga di Batam, ada keinginan membawa motor untuk berjalan2 ke padang dan painan.. Ada pertanyaan kalau motor saya masih kredit dan belum dapat bpkb apa bisa keluar Batam? Kalau bisa bagaimana caranya bang?

    ReplyDelete
  38. Replies
    1. Mf bg pku ke botton kan lumayan jauh
      Klu kita bawa motor harus lewat roro y trus ap haru k karimun dulu baru k batam
      Mksih bg

      Delete
  39. Mf bg pku ke botton kan lumayan jauh
    Klu kita bawa motor harus lewat roro y trus ap haru k karimun dulu baru k batam
    Mksih bg

    ReplyDelete
  40. jika menggunakan motor dari sulawesi tengah ke sulawesi setan, apa perlu menggunakan surat jalan.
    karena itu masi satu pulau.
    mohon pencerahanx

    ReplyDelete
  41. Luar biasa bang. Akan terus terkenang,pastinya.

    ReplyDelete

Anyone can give the idea, information or question
Dont Be Shy.....